Rabu, 07 Agustus 2013

'Baju Cakar' Pilihan Berlebaran Warga di Kendari

Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.COKendari - Tak ada rotan akar pun jadi. Ya begitulah cara warga kota menyiasati harga berbagai kebutuhan hidup yang terus melambung tinggi, termasuk pakaian, tak menghalangi warga di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, untuk merayakan lebaran dengan meriah.

Tak bisa berlebaran dengan baju baru, pakaian bekas yang akrab dikenal dengan "cakar" atau Cap Karung pun jadi pilihan untuk menyiasati keadaan. Tak heran jika beberapa pusat penjualan pakaian bekas Kendari jelang Lebaran disesaki warga yang berbelanja beragam kebutuhan pakaian seperti baju, celana, sepatu, sandal, dan pakaian lainnya.

Misalnya pusat penjualan pakaian bekas di Pasar Panjang, Wua-Wua . Pasar loak ini menjadi salah satu alternatif warga untuk berbelanja beragam kebutuhan hidup seperti pakaian, sepatu, sandal dan tas menjelang Lebaran.

Muhlis, salah satu warga Kendari mengaku, memilih berbelanja pakaian bekas untuk kebutuhan Lebaran karena harganya jauh lebih murah dibanding baju baru. Di pasar cakar ini, Muhlis membeli membeli baju koko, celana, dan pakaian lainnya.

"Kualitasnya barang bermerek jadi salah satu alasan saya memilih cakar untuk kebutuhan pakaian Lebaran. Di sini ada beragam kebutuhan, termasuk baju koko dan kopiah bisa dibeli dengan harga murah," kata Muhlis.

Muhlis mengaku hanya dengan membawa uang Rp 300.000, ia sudah bisa berbelanja kebutuhan pakaian untuk dirinya dan anak-anaknya.

Sejumlah pedagang pakaian bekas di lokasi ini pun mengaku panen untung hingga 70 persen lebih dibanding hari biasa. Linda , salah satu pedagang "cakar" di lokasi ini mengatakan, lonjakan permintaan "cakar" atau pakaian bekas anak-anak, remaja dan dewasa terjadi sejak dua pekan menjelang Lebaran. Pembelinya pun menurut Linda bukan hanya dai kalangan warga biasa saja namun banyak juga dari kalangan orang mampu alias berduit .

"Saya lihat ada yang datang bawa mobil mewah ekhh taunya cari juga pakain bekas. Mereka suka cari yang merek terkenal kalau beruntung bisa dapat," terangnya.

Lanjut Linda untuk berbelanja pakaian bekas pembeli sebaiknya benar-benar teliti, setiap sela pakaian harus di cermati. Hal ini untuk menghindari saat membeli pakaian robek atau usang. "Maklum namanya saja kan pakain bekas kalau tidak cermat nanti malah salah membeli dan yang ada pakaian yang dipilih malah ada yang robek," Paparnya.

Di Kota Kendari pusat penjulan "cakar" yang tergolong lengkap dengan beragam pilihan pakaian seperti sepatu dan sandal bermerek, aneka tas, baju, celana, mainan anak-anak, sampai dasi berkelas antara lain dijual di lokasi Pasar Kota, Pasar Lawata, Pasar Panjang Wua-wua, dan Pasar Talia.

Para pedagang "cakar" memperkirakan lonjakan permintaan pakaian bekas masih akan terus berlangsung hingga H -1 Lebaran. Untuk menghadapi tingginya permintaan pakaian bekas, sejumlah pedagang memasok belasan bahkan puluhan bal "cakar" untuk memenuhi permintaan warga menjelang Lebaran.

Rosniawanty Fikry

Tidak ada komentar:

Posting Komentar