Arwan nampak begitu menikmati panorama goa di Wakatobi. Bukan saja karena airnya yang bening dan sejuk. Tetapi juga kasiat air yang konon bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.
Sesekali tangannya menepuk-nepuk permukaan air, hingga menimbulkan gelembung dan percikan air meluber hingga ke tepi pondasi. Lalu menyelam menyusur tubir-tubir goa yang panjangnya tidak lebih dua puluh meter itu. Di langit-langit goa masih nampak stalagtit, membentuk mata tombak. Tajam dan telah membatu.
Goa begitu warga setempat menyebutnya. Terletak hanya sepuluh meter dari jalan poros Kota Wanci. Goa yang sejak lama dimanfaatkan warga untuk mandi dan mencuci. Bahkan jauh sebelumya, air goa digunakan untuk kebutuhan air minum warga desa. Sayangnya, seiring waktu, kualitas air goa semakin buruk, karena warga menggunakan untuk mandi dan mencuci pakaian.
Goa ini adalah satu dari sekian goa-goa alami yang tersebar dibeberapa tempat di Kecamatan Wangiwangi. Goa yang paling luas berada di desa Waetuno dan sebagian lainnya di Desa Mandati Kecamatan Wangiwangi Selatan. Goa-goa ini menyimpan debit air yang cukup banyak. Airnya jernih dan sejuk. Saat pagi hari warga yang belum menggunakan air PDAM nampak berjubel. Terlebih saat sore menjelang, warga terpaksa harus antri.
Secara geografis Wakatobi adalah wilayah kepulauan. Di mana jumlah air tawar terasa sangat sedikit, diantara limpahan air laut yang dominan. Warga menjadikan air tawar di goa-goa sebagai benteng terakhir mendapatkan pasokan air untuk bertahan hidup. Terlebih saat musim kemarau tiba, debit air begitu terbatas.
Sayang sejumlah air goa telah mulai ternoda dengan tumpukan sampah platik seperti plastik bekas shampoo di dasar air. Keluhan warga sempat membuat pemerintah desa membersihkan sampah-sampah itu, namun tidak bertahan lama, karena warga terus membandel dan tetap membuang sampah plastik ke dalam air. “Butuh waktu untuk menggugah kesadaran warga desa,”kata Ahmad, warga setempat.
Saya sempat menanyakaan keberadaan goa-goa dengan Pak Syamsul Bahri, Kepala Infokom Pemda Wakatobi. Sejarahnya, kata Syamsul, goa-goa berisi air tawar ini telah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun silam, terbentuk secara alami, sebelum warga akhirnya bermukim di kawasan pulau Wangiwangi. Meski belum literature tentang sejak kapan warga menemukan goa-goa berair itu, namun yang pasti, kata Syamsul, goa-goa ini ditemukan saat warga benar-benar paceklik air tawar.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Wakatobi sendiri telah Intens dalam melakukan pemantauan kualitas air yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Hasil penelitian di laboratorium Badan Lingkungan Hidup setempat menunjukkan air kebutuhan konsumsi masyarakat masih pada ambang batas aman untuk dikonsumsi.
Namun pada beberapa sumber air bersih seperti PDAM butuh perlakuan khusus jika hendak dikonsumsi. Pasalnya air ini memiliki kadar konduktifiti (zat kapur) yang cukup besar. Perlakuannya yakni melalui proses pemasakan dan pengendapan terlebih dahulu, sehingga zat kapur dapat dipisahkan sebelum dikonsumsi.
Sebagai langkah antisipasi Badan Lingkungan menyarankan agar warga Wakatobi mengkonsumsi air sehat dengan memberdayakan alat deteksi air yang bisa diketahui apakah layak dikonsumsi atau sebaliknya. Kami telah mempunyai alat untuk melakukan deteksi air yang bisa dikonsumsi, dengan berlandaskan beberapa parameter.
Ada beberapa pengukuran sampel air, Khususnya ada tiga sampel air yang diukur, pertama air PDAM, air isi ulang kemasan, air isi ulang produk lokal (Sumber air dari Liya, Wangiwangi Selatan). Beberapa parameter yang digunakan, pertama pH, kedua kandungan oksigen terlarut, ketiga konduktifiti yaitu tingkat kandungan kapur, keempat kadar garamnya,kelima kandungan kromnya.
Sebenarnya bukan hanya air minum, lanjutnya, tapi semua menyangkut masalah air di wilayah pesisir menjadi program mereka untuk dijaga kualitasnya. Terlebih karena wakatobi adalah daerah wisata, jadi semua air harus sehat dan jernih. Melalui laboratorium, Badan Lingkungan Hidup menyatakan air dipesisir Wakatobi ini sangat bersih dan jernih. Dibandingkan dengan kondisi air dikota-kota lainnya. Karena itu, laboratorium digunakan untuk meneliti semua air-air, baik air darat maupun air di pesisir untuk memenuhi kebutuhan daerah wisata.
Walaupun kadar garamnya tinggi, air di Wakatobi sehat untuk dipakai mandi, begitupun juga dengan minumnya, hanya saja air yang mengandung kapur setelah dimasak, baru diendapkan sehingga kapurnya terpisah. Satu lagi sisi lain dari Wakatobi.(Yos Hasrul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar