Kamis, 29 November 2012

Mengenal Suku Orang Wawonii


Suku Wawonii, adalah suatu suku bangsa asli yang mendiami satu pulau kecil yakni Wawonii sebagai penduduk asli di provinsi Sulawesi Tenggara. Secara etnografis, Keberadaan Orang Wawonii masih kurang dikenal orang, disebabkan oleh karena tidak adanya penelitian atau publikasi yang pernah dilakukan mengenai suku bangsa ini.

Menurut cerita, nenek moyang Orang Wawonii berasal dari kampung Lasolo dan Soropia (Torete) dan daratan Buton Utara di kampung Kulisusu. Mereka telah mendiami pulau ini sejak berabad-abad yang lalu. Tidak jelas benar darimana dan kapan mereka mulai menempati pulau ini. Yang jelas mereka adalah penduduk asli di Pulau Wawonii, dan merupakan suatu suku bangsa tersendiri yang memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang berbeda dari suku-suku bangsa lainnya di nusantara.
Satu hal yang unik pada Orang Wawonii adalah bahwa kendatipun mereka tergolong masyarakat pesisir, mengingat perkampungan mereka terletak dipinggiran pantai kecuali satu perkampungan yakni kampung Wawolaa yang berada dipedalaman, namun tingkat keterkaitan mereka dengan laut sangat rendah. Adalah sangat susah menemukan satu Orang Wawonii yang menjadi nelayan. Jika kita bandingkan dengan perkampungan pesisir lainnya, biasanya yang dijemur oleh penduuduk di jalan-jalan atau dihalaman rumah adalah ikan. Atau bahwa perkampungan pesisir identik dengan bau ikan, jala, dan berbagai peralatan nelayan lainnya. Tetapi di perkampungan pesisir Orang wawonii yang dijemur adalah kelapa dan bau yang sangat terasa menusuk hidung adalah bau kopera. Dipinggiran pantai yang nampak adalah rumah panggang kelapa, perahu dan kapal-kapal kecil tetapi bukan untuk mencari ikan namun sebagai alat transportasi untuk mengangkut buah kelapa maupun mengangkut koperasi.
Memang, Kalau Dilihat dari namanya, suku maupun pulaunya, Wawonii secara etimologis berasal dari kata “Wawo” yang berarti di atas, dan “nii” yang berarti kelapa. Jadi Wawonii artinya adalah “diatas kelapa”. Secara factual kenyataannya memang demikian. Pulau kecil tersebut penuh dengan tanaman kelapa khususnya dipesisir pantainya. Tanaman kelapa inilah yang menjadi sumber penghidupan utama Orang Wawonii selain berladang berpindah, mengolah kayu dan merotan.

Suatu kenyataan yang cukup kontras dengan letak geografis masyarakatnya yang berada dipesisir pantai adalah susahnya untuk memperoleh ikan atau hasil-hasil laut lainnya bagi pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari. Bahkan untuk kebutuhan yang satu ini, mereka hanya mengharap dari nelayan/Orang Bajo yang singgah diperkampungan mereka. Tetapi bila tidak ada yang singgah dalam beberapa hari maka selama itu pula mereka tidak mengkonsumsi ikan.
Orang Wawonii lebih mengutamakan kopra daripada menangkap ikan di laut. Karena kopra sudah menjadi semacam tradisi bagi masyarakat Wawonii. Di perkampungan pesisir Orang wawonii, mereka memanfaatkan lahan pesisir pantai sebagai tempat untuk menjemur kelapa untuk menghasilkan kopra serta banyak terdapat rumah panggang kelapa, perahu dan kapal-kapal kecil tetapi bukan untuk mencari ikan namun sebagai alat transportasi untuk mengangkut kopra.

Sebagai sumber mata pencaharian utama, tanaman kelapa merupakan infra struktur ekonomi masyarakat yang sangat vital. Buah kelapa diolah menjadi kopra lalu kemudian di pasarkan di Kota Kendari dengan menggunakan perahu layar (kapal) masyarakat setempat. Berladang berpindah juga dikerjakan oleh Orang Wawonii yang dilakukan dengan membuka hutan dengan sistem tebang bakar (shifting and burning cultivation). Areal yang dibuka dijadikan sebagai ladang dengan ditanami tanaman jangka pendek seperti padi, jagung dan berbagai macam sayur-sayuran. Selain itu, areal perladangan juga ditanami dengan tanaman jangka panjang yaitu kelapa. Kawasan perladangan ini diolah untuk 1 (satu) hingga 3 (tiga) kali maksimal musim tanam dan setelah itu pindah lagi ke lokasi yang baru. Kawasan perladangan masyarakat ini, tidak jauh dari perkampungan penduduk, tetapi hanya beberapa kilo meter saja yang ditempuh dengan jalan kaki.

Beberapa kisah yang banyak diketahui tentang orang Wawonii, adalah bahwa suku bangsa ini identik punya ilmu hitam yang sangat ampuh, mujarab dan manjur untuk melumpukan orang lain. Sedangkan menurut orang Wawonii, bahwa ilmu hitam itu hanya dimiliki orang-orang tertentu saja. Saat ini ilmu hitam sudah sangat jarang digunakan oleh orang Wawonii. Tapi terlepas dari cerita ilmu hitam tersebut, orang Wawonii adalah orang yang sangat ramah dan terbuka, baik dalam pergaulan sesama mereka maupun dengan orang luar.

Mata pencaharian orang Wawonii adalah pada bidang pertanian. Mereka menanam padi padi, jagung, dan kacang hijau, maupun tanaman perkebunan seperti kelapa, cengkeh, jambu mete, kakao, pala, dan pisang. Tanaman kelapa menjadi sumber penghidupan utama Orang Wawonii selain berladang berpindah, mengolah kayu dan merotan. Buah kelapa diolah menjadi kopra dan hasilnya dijual di kota Kendari dengan menggunakan perahu layar (kapal) masyarakat setempat. 

Sedangkan mengolah kayu dan merotan hanya dilakukan oleh sebagian kecil penduduk dan umumnya hanya dibutuhkan untuk kepentingan pembuatan rumah masyarakat. Untuk mengelola dalam jumlah yang besar, Orang Wawonii tidak pernah melakukannya. Hal ini lebih dikarenakan oleh tingkat ketergantungan mereka terhadap tanaman kelapa yang sangat tinggi. Sebagai contoh, kegiatan merotan hanya dilakukan oleh Orang Wawonii dikampung Tekonea dan Polara, itupun hanya pada masa-masa senggang apabila telah memanen kelapanya.
                   http://protomalayans.blogspot.com/2012/11/suku-wawonii-sulawesi.html      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar