Sabtu, 21 Juli 2012

Spesies Tikus Langka Ditemukan di Pegunungan Mekongga Sulawesi Tenggara

Margaretamys christinae. Foto diperoleh dari Alessio Mortelliti/Sapienza University Roma
Inilah Margaretamys christinae. Seperti tiga saudaranya, ia tinggal di alam liar Sulawesi, di sela rapatnya hutan pegunungan Mekongga, tubuhnya kecil dengan ekor berujung putih.
Tikus kecil ini bukan sembarang pengerat. Spesies ini baru ditemukan di wilayah hutan pegunungan Mekongga di Sulawesi Tenggara.
Penemuan spesies Margaretamys christinae, yang merupakan spesies keempat di genus Margaretamys (semuanya adalah hewan endemik Sulawesi), memiliki “implikasi konservasi and geografis” demikian setidaknya menurut Dr. Alessio Mortelliti, seorang peneliti dari Sapienza University di Roma sang penemu spesies ini saat melakukan ekspedisi ke Mekongga mulai Desember 2010 hingga Maret 2011.
“Ekspedisi ini adalah sebuah ekspedisi yang dilakukan di pegunungan Mekongga sejak tahun 1932,” ungkapnya pada Jakarta Globe.
Spesies ini adalah spesies keempat dari genus Margaretamys. Foto diperoleh dari Alessio Mortelliti/ Sapienza
University Roma
Ekspedisi yang didanai oleo Mohamed bin Zayed Species Conservation Fund, dilakukan untuk mengumpulkan data dari berbagai species yang dideskripsikan oleo seorang peneliti Jerman 80 tahun silam bernama Gerd Heinrich. Kendati tak semua spesies yang dicari berhasil ditemukan, Mortelliti berhasil menemukan spesies tikus baru di ketinggian 1537 meter dari permukaan laut ini.
Dia mengatakan, ada beberapa perbedaan antara spesies baru ini, M. christinae dengan tiga spesies Margaretamys terdahulu -M.beccarii, M. elegans dan M. parvus.
“Bagian ujung belakang bagian ekornya berwarna putih, hal ini berbeda dalam beberapa ciri mendasar dan karakteristik gigi, dan ia memiliki ukuran yang lebih kecil,” jelasnya.
Dan soal namanya? “Spesies ini dinamai sesuai nama kekasih saya Christina, yang berbagi pengalaman bersama saya selama ekspedisi ini berlangsung,” ungkap Mortelliti lebih jauh.
Tulisannya tentang penemuan ini akan diterbitkan dalam edisi berikut dari jurnal Tropical Zoology. Mortelliti menambahkan, penemuan mamalia baru bukan sesuatu yang biasa. “Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 8 hingga 10 juta spesies mamalia masih belum ditemukan,” jelasnya. “Kendati penemuan jenis invertebrata relatif sering terjadi, namun penemuan spesies mamalia adalah sesuatu yang amat jarang.”
Namun ia yakin pegunungan Mekongga masih memiliki berbagai kejutan lain yang belum ditemukan.
“Saya sangat yakin bahwa sangat mungkin beberapa spesies lain yang belum ditemukan masih ada di area ini, termasuk spesies Margaretamys lainnya,” tam bah Mortelliti.
Margaretamys christinae. Foto dieproleh dari Alessio Mortelliti/Sapienza University Roma
“Semuanya adalah spesies hutan, dan mereka terancam kehilangan habitat. Pegunungan Mekongga terancam penebangan dan ekspansi perkebunan coklat. Pembentukan wilayah hutan lindung akan sangat membantu melindungi spesies endemik yang langka ini,” tambahnya.
Dalam ekspedisi ini, Mortelliti juga menemukan bahwa spesies tupai kerdil (Prosciurillus abstrusus) masih eksis di area ini  dan juga merupakan spesies endemik di wilayah Mekongga.
Dia juga menemukan spesimen dari Maxomys dollmani atau tikus berduri Dollman, salah satu dari empat spesies pengerat yang berusaha dicari dalam ekspedisi ini.
“Tiga spesies lainnya mungkin masih belum terdeteksi atau bisa saja sudah punah, penelitian lebih jauh harus dilakukan untuk memastikannya,” ungkap Mortelliti.
Margaretamys christinae adalah spesies baru yang terakhir ditemukan di pegunungan Mekongga. Pada bulan Maret, peneliti Indonesia dan Amerika Serikat memublikasikan spesies tawon raksasa yang dinamai Megalara garuda.




14 Feri Layani Sultra-Sulsel

KOMPAS Images/Fikria Hidayat
Ilustrasi: Feri.

KENDARI, KOMPAS.com - Sebanyak 14 unit armada feri saat ini aktif melayani lintas penyeberangan antarprovinsi yang menghubungkan antara Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kepala Dinas Perhubungan Sultra, Burhanuddin HS Noy, di Kendari, Sabtu (21/7/2012) ini, mengatakan, 14 armada feri itu melayani tiga pelabuhan lintas penyeberangan yang menghubungkan kedua provinsi tersebut.

"Tahun ini, jumlah armada feri yang melayani tiga pelabuhan penyeberangan antarrovinsi, bertambah dari 11 feri pada tahun 2011 menjadi 14 feri," kata Burhanuddin.

Tiga pelabuhan penyeberangan antarprovinsi dari Sultra ke Sulsel tersebut adalah pelabuhan penyeberangan Kolaka-Bajoe, penyeberangan Tondasi-Bira dan penyeberangan Lasusua-Siwa.

Menurut Burhanuddin, jumlah feri tersebut akan mengurangi terjadinya penumpukan penumpang pada kondisi tertentu, seperti pada pada musim arus mudik dan arus balik Lebaran.

"Pelabuhan penyeberangan yang sering dipadati oleh penumpang feri adalah penyeberangan Kolaka-Bajoe, yang menghubungkan Kabupaten Kolaka di Sultra dan kabupaten Bone di Sulsel. Itulah sebabnya pelabuhan itu dilayani 11 armada feri," ujarnya.

Burhanuddin berharap, dengan armada feri yang tersedia tersebut, maka bisa memaksimalkan pelayanan terhadap pemudik tahun ini yang akan menggunakan jalur tersebut.

"Perusahaan kapal penyeberangan yang melayani lintasan komersial antarprovinsi tersebut adalah PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT Jemla Ferry, PT Jembatan Madura, dan PT Bumi Lintas Tama," katanya.

Sumber: Antara

Editor :
Agus Mulyadi

Senin, 16 Juli 2012

Mengenal Sinonggi, Kuliner Khas Kolaka

Rumah Makan Berkah yang menyajikan Sinonggi sebagai makanan tradisional Kota Kolaka

KOLAKA, KOMPAS.com - Usaha kuliner tradisional di Kolaka, Sulawesi Tenggara masih jarang dijumpai. Namun, bukan berarti tidak ada. Salah satunya adalah Rumah Makan Berkah yang berada di Jalan Ahmad Mustin Nomor 10 km 3 Kolaka. Tempatnya sangat sederhana. Di rumah makan ini hanya ada susunan meja dan kursi dengan lima orang pelayan. Namun siapa menyangka, dalam sehari rumah makan ini mampu melayani 100-150 pelanggan. 

Menu makanan tradisional Kolaka bernama "Sinonggi" menjadi andalan dari restoran milik seorang ibu rumah tangga bernama Siah tersebut.  Wanita berusia 45 tahun ini memulai usahanya baru beberapa tahun terakhir. Siah mengatakan, selain berbisnis, usahanya ini juga dimaksudkan untuk melestarikan makanan tradisional khas Kolaka. 

"Sinonggi itu kan makanan khas suku Mekongga yang merupakan suku asli orang Kolaka. Makanan ini sudah tidak ada lagi yang kita jumpai di rumah makan Kolaka. Makanya saya buat rumah makan yang menyajikan sinonggi. Saya kan juga hobi dengan makanan ini, jadi sekalian saja," terangnya, Senin (2/7/2012). 

Siah pun mulai menjelaskan tentang Sinonggi. Makanan itu berbahan dasar sagu yang telah disiram air panas. "Kalau sudah disiram pake air panas, sagu itu kan berunah jadi kenyal, baru kita potong-potong kecil. Setelah itu dicampur pakai kuah air ikan atau sayur bening. Untuk melengkapi rasanya, ikan asin yang sudah digoreng kita campurkan ke dalam mangkuk yang sudah berisi sinonggi dan kuahnya," katanya. 

Sebagai teman makan, Sinonggi biasa disajikan dengan racikan sambel tradisional. Satu porsi Sinonggi hanya dihargai sekitar Rp. 20.000. Dalam sehari restoran ini bisa meraup keuntungan sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 800 ribu. Rumah Makan Berkah yang buka tiap hari mulai pukul 8.00-16.00, mencapai puncak keramaiannya ketika hari kerj,a karena tempatnya berada di kawasan perkantoran dan pertokoan di Kota Kolaka.  

Menawarkan menu makanan tradisonal dangan harga yang terjangkau menjadikan rumah makan ini alternatif pilihan bagi sebagian warga Kolaka. Contohnya Said, yang bersama keluarganya menyempatkan makan siang di tempat ini sebelum pulang ke rumahnya. "Hampir tiap hari saya ke sini. Sekarang kan dari belanja bersama keluarga, jadi sekalian saja kami singgah untuk makan siang. Sudah tentulah menu yang kami pilih itu Sinonggi. Ini satu-satunya warung yang jual Sinonggi di Kolaka, baru di sini racikan bumbunya sangat pas. Sinonggi itu kan butuh bumbu khusus. Tapi pemilik warung tidak mau memberikan resepnya," kata Said sambil tertawa. 

Pengunjung lain, Suharti, memilih membungkus menu pilihannya untuk dibawa pulang. "Saya tiap hari di sini pesan satu porsi Sinonggi untuk anak-anak di rumah. Di sini kan harganya murah jadi mending beli dari pada buat sendiri," ujarnya.

Editor :
Glori K. Wadrianto



SUMBER: http://travel.kompas.com/read/2012/07/02/13220486/Mengenal.Sinonggi.Kuliner.Khas.Kolaka

Minggu, 15 Juli 2012

Calon Haji Lansia akan Diprioritaskan

Oleh: Media Sultra

INILAH.COM, Kendari - Kanwil Kementrian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra) akan memprioritaskan pemberangkatan jamaah Calon Haji (Calhaj) Lanjut Usia (Lansia). Selain itu, Calhaj Lansia juga akan diberikan kemudahan dalam pengurusan keberangkatannya.

Kabid Penyelenggara Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Sultra, Thamrin, baru-baru ini mengatakan bahwa pemerintah telah memberikan batasan umur kepada lansia untuk melakukan perjalanan haji. Namun karena banyaknya Lansia dalam daftar tunggu, sehingga pihak kemenag akan tetap berupaya memberangkatkan, dengan mengurut dari umur yang tertua.

“Setiap tahunnya, ada batasan umur maksimal yang menjadi prioritas untuk diberangkatkan namun kami tetap berupaya untuk memberangkatkan utamanya Lansia, dengan mengurut dari umur yang tertua, “ujar Tamrin.

Pada pemberangkatan haji tahun lalu, yang menjadi prioritas adalah usia 60 tahun ke atas. Sedangkan untuk tahun ini, yang diprioritaskan adalah usia 80 ke atas. Namun pada data kemenag Sultra ada beberapa Calhaj Lansia yang berumur 92 tahun, sehingga Lansia usia 92 tersebut akan tetap menjadi prioritas untuk diberangkatkan.

Kuota Calhaj Lansia untuk pemberangkatan tahun ini yakni 200 orang, namun karena jumlah daftar tunggu untuk Lansia mencapai 600 orang, sehingga itu tetap akan kami urut dari umur yang tertua untuk diberangkatkan, ”jelasnya.

Sementara untuk kuota jamaah haji secara keseluruhan untuk tahun ini di Sultra masih sama dengan tahun lalu yakni 1.668 orang ditambah TPHD sebanyak 15 orang.

Namun apakah kuota tersebut akan tetap atau bertambah, pihak kemenag Sultra masih menunggu putusan pemerintah pusat, karena pemerintah pusat dalam hal ini kementerian agama, juga tengah berupaya agar kuota jamaah Calhaj Indonesia bisa bertambah. [ton]

Jalur Trans-Sulawesi Kembali Terhubung

Setelah terputus hampis sepekan, jembatan Pajalele di kabupaten Pinrangyang menghubungkan sulsel dan sulbar termasuk palu dan kembdari kini sudah terhubung kembali sejak selasa (10/7) kemarin.

PINRANG, KOMPAS.com — Setelah ambruk dan memutuskan jalur lintas barat Sulawesi, sejak Kamis pekan lalu, Jembatan Pajalele di Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, yang menghubungkan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat termasuk Palu dan Kendari, Rabu (11/7/2012), akhirnya terhubung kembali.
Truk bermuatan melebihi kapasitas jembatan yang diduga jadi pemicu ambruknya jembatan telah disingkirkan, sementara Sungai Pajalele tempat jembatan darurat yang ambruk ditimbun agar bisa dilalui kendaraan.
Setelah terputus sejak kamis pekan lalu, jembatan darurat di Desa Pajalele, Kabupaten Pinrang, akhirnya kembali bisa dilalui kendaran. Sungai selebar 50 meter lebih tempat jembatan runtuh ditimbun untuk sementara waktu agar kendaraan di jalur Trans-Sulawesi yang tertahan hingga puluhan kilometer dari dua arah bisa melaluinya.
Sementara upaya perbaikan jembatan utama yang bersebelahan dengan jembatan darurat yang ambruk kini dipercepat proses penyelesaiannya agar arus transportasi di jalur ini bisa berjalan normal.
Kapolsek Lembang, Pinrang, Ajun Komisaris Muh Idris kepada Kompas.com mengatakan, sejak kemarin, arus transfortasi yang tertahan di Kecamatan Lembang dari dua arah sudah bisa melintas.
"Semua kendaran yang sempat tertahan, baik kendaraan kecil maupun kendaraan besar, seperti truk, tronton, dan bus, sudah bisa melanjutkan perjalan ke tujuan," ujar Kapolsek melalui pesan singkatnya.
Meski arus transportasi sudah terhubung sejak kemarin, dampak perekonomian yang ditimbulkannya hingga kini masih terasa. Pasokan BBM dan elpiji di semua daerah di Sulawesi Barat hingga hari ini belum normal. Sejumlah SPBU  di Polewali dan Majene, misalnya, sampai kini masih memgalami kelangkaan hingga kendaraan harus mengantre sepanjang satu kilometer ke jalan raya.
Tak hanya itu, pasokan elpiji di Kabupaten Majene termasuk kebutuhan sembako yang selama ini dipasok dari sejumlah daerah penyangga, seperti Kabupaten Enrekang dan Duri di Sulawesi Selatan, masih mengalami kelangkaan hingga harganya melonjak cukup tajam.
Bahan bangunan, seperti semen, bahkan sempat melonjak 100 persen dari harga sebelumnya. Sejumlah Warga berharap, setelah jalur transportasi kembali terhubung, pasokan sembako, termasuk BBM dan elpiji, bisa segera normal dalam beberapa hari mendatang agar warga tak lagi kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Editor :
Pepih Nugraha


Sultra Dorong Warga Kembangkan Jahe Gajah

ANTARA/Saptopno/bo
KENDARI--MICOM: Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara terus mendorong petani setempat mengembangkan tanaman jahe gajah sebagai salah satu komoditas rempah yang bernilai ekonomi. 

Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra Chaidir di Kendari, Minggu (24/6), mengatakan, jahe gajah adalah salah satu tanaman rempah yang mudah dikembangkan di daerah itu. 

"Tanaman jahe ini mudah dibudidayakan, tidak perlu harus di tempat yang luas, tetapi di pekarangan juga bisa," katanya. 

Ia menjelaskan, jahe gajah merupakan komoditas pertanian yang prospek pasarnya cerah dan bernilai ekonomi tinggi. Oleh karena itu melalui pengembangan jahe gajah ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani. 

"Petani sudah waktunya bekerja keras dan produktif selaras dengan perkembangan teknologi pertanian. Filosofi itu artinya petani mesti mau mencoba berpikir maju belajar dan terus belajar dalam bercocok tanam selektif memilih jenis tanaman pertanian yang prospeknya cerah seperti jahe gajah guna menghasilkan uang," katanya.

Kepala Dinas Peerindustrian dan Perdagangan Sultra Saemu Alwi mengatakan harga komoditas tanaman jahe gajah selalu bersaing di pasaran, dan tidak pernah merugikan petani. 

"Saat ini harga jahe gajah saat ini mencapai Rp5.000 per kilogram, sehingga para petani tertarik untuk terus mengembangkan tanaman ini," katanya. 

Katanya, permintaan konsumen terhadap tanaman ini terus mengalami peningkatan, sehingga ini adalah peluang bagi petani untuk mengembangkan usaha budidaya tanaman jahe. 

"Sebagai pemerintah, kami terus berusaha menjamin pasaran produk para petani, sehingga petani bisa fokus untuk melakukan penanaman sementara pemerintah menyiapkan pasar," katanya. (Ant/Ol-3) 


SUMBER: http://www.mediaindonesia.com/read/2012/06/24/328410/290/101/Sultra-Dorong-Warga-Kembangkan-Jahe-Gajah

Airtrance Softball Tournament ; Tim Putri Lakidende Sapu Bersih

SERU. Pertandingan antara tim Laston (biru orange) melawan tim Harisma Bone berlangsung seru di Lapangan Softball Karebosi, Kamis 5 Juli kemarin.

MAKASSAR, FAJAR -- Tampil dengan formasi yang sama saat menduduki posisi runner up Unhas Cup dua bulan lalu, tim putri Lakidende Kendari menunjukkan keperkasaannya. Dua laganya Kamis, 5 Juli kemarin disapu bersih.
Sarah dkk dua kali meraih kemenangan dalam laga yang dihelat di Lapangan Softball Karebosi. Paginya, dimana Lakidende Kendari menang telak atas Harisma Bone dengan skor 20-0.

Di laga kedua sore harinya, lagi-lagi Lakidende menang telak dengan skor 18-0, saat bertemu Airtrance. Dengan hasil ini, tim putri Lakidende Kendari membuka peluang meraih gelar juara Airtrance Softball Tournament I.
Sementara pada pertandingan lainnya, tim putra Pinguin Balikpapan menang atas Smada 16-0. Dengan kekalahan itu, Smada tersingkir karena tiga kali bertanding tak pernah meraih kemenangan.

Laga lainnya yang mempertemukan dua tim  unggulan, yakni tim putra Laston melawan Harisma berakhir dengan kemenangan Harisma 4-0. Dengan demikian, Harisma memastikan lolos ke babak berikutnya.
Panitia Airtrance Softball Tournament, Rahman Hamzah mengatakan, pertandingan terakhir sore kemarin antara Laston melawan Harisma berlangsung ketat di bawah cuaca mendung. Namun, laga harus diakhiri karena sudah mencapai satu setengah jam.

"Tim Harisma Bone yang berhak meraih kemenangan dan memastikan diri melaju ke babak berikutnya," sebut Rahman.
Ketua panitia, Hj Nuriah Pingkan Rahman, yang juga mantan atlet softball Sulut ini, menjelaskan, pada hari kedua sudah ada satu tim yang memastikan diri lolos yakni tim Harisma Bone di bagian putra. Sedangkan Smada tersingkir. (ram)

Asik! Puskesmas di Kendari Gunakan Askes Online

INILAH.COM, Kendari - Layanan Askes untuk registrasi secara online direncanakan akan menjangkau hingga tingkat puskesmas. Dengan demikian pasien tidak perlu harus dirujuk ke rumah sakit lagi untuk dilayani Askes.

Hal itu diungkapkan Kasie Hubungan Pelanggan dan Pemasaran PT. Askes cabang Kendari, Supratman, S.Kom, di Kendari pekan lalu.

“Mudah-mudahan kedepan bisa sampai ke Puskesmas. Yang harus kita siapkan adalah fasilitas tentunya terutama akses internet, ”tandasnya.

Dia mengatakan, PT Askes saat ini tengah melakukan pendataan profil rumah sakit dan puskesmas untuk keperluan itu.

Jumlah total pelanggan Askes saat ini mencapai 154.000 orang, berdasarkan data dari kantor PT Askes cabang Kendari yang melayani wilayah Kota Kendari, Konawe, Konsel, Kolaka dan Kolut.

Satu-satunya daerah yang belum terjangkau adalah Konawe Utara. “Kendalanya adalah disana belum ada jaringan listrik permanen sehingga tidak bisa online. Fasilitas juga belum memungkinkan untuk itu, ”ungkapnya.


SUMBER: http://sindikasi.inilah.com/read/detail/1873912/asik-puskesmas-di-kendari-gunakan-askes-online