Rabu, 25 September 2013

Pulau Labengki, Raja Ampat-nya Sulawesi Tenggara

Pulau Labengki nan eksotik (Foto: Ahmad Nizar/Sindo TV)
MUNGKIN nama Raja Ampat tidak asing lagi bagi wisatawan Nusantara, bahkan dunia. Semua perhatian kemudian tertuju pada wilayah timur Indonesia, yaitu papua. Siapa sangka, di Sulawesi Tenggara juga terdapat gugusan pulau karang yang berderet hingga menjadi gugusan pulau karang besar dan kecil, yang diberi nama Pulau Labengki.

Pulau Labengki masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Banyak yang bilang Pulau Labengki mirip Raja Ampat, alias Raja Ampat-nya Sulawesi Tenggara. Hal ini cukup berdasar karena di Pulau Labengki berdiri sejumlah gugusan pulau karang besar dan kecil sehingga dipetakan menjadi Pulau Labengki besar dan Pulau Labengki kecil.

Selain memiliki puluhan titik penyelaman yang cukup berkelas, lokasi ini juga menjadi penempatan salah satu spesies kima terbesar di dunia, yaitu Kimabo. Ukuran kima-nya mencapai 50cm dan tercatat sebagai kima terbesar kedua di dunia. Lokasi ini juga dijadikan pusat penelitian spesies kima oleh para akademisi dan ilmuwan kelautan karena terdapat penangkaran sejumlah spesies kima oleh tim konservasi kima toli-toli.

Pulau Labengki, selain memiliki pemandangan alam yang eksotik, para pengunjung atau wisatawan bisa bermain-main atau berinteraksi langsung dengan ribuan lobster sambil memberi makan atau sekadar berfoto underwater.

“Pulau Labengki akan menjadi diestinasi wisata berkelas dunia seperti Raja Ampat jika bisa dikemas dengan baik, mulai dari promosi hingga infrastrukturnya,“ kata Habib, Ketua Tim Konservasi Kima Toli-Toli yang telah lama berkiprah di daerah ini.

Pulau Labengki bisa dijangkau dengan perjalanan dari berbagai rute. Salah satunya, jika beranjak dari Kota Kendari, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara, Anda bisa melalui jalan darat sekitar 1 jam menuju daerah Toli-Toli Kabupaten Konawe. Dari Toli-Toli, lanjutkan perjalanan dengan kapal kurang lebih tiga jam perjalanan untuk tiba di Pulau Labengki. 

http://travel.okezone.com/read/2013/09/24/408/871183/pulau-labengki-raja-ampat-nya-sulawesi-tenggara

Minggu, 25 Agustus 2013

Kejurda Kempo Sultra, Kota Kendari Juara Umum

Kendari – Pelaksanaan selama 3 hari (23-25/8) Kejuaran Kempo Daerah Sulawesi Tenggara, telah berakhir dengan keluarnya Kota Kendari sebagai Juara Umum, disusul Kabupaten Muna, Kabupaten Buton, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Bau-bau.
Kejuaran daerah ini merupakan salah satu bentuk pembinaan Kempo di Sulawesi Tenggara, “ kejuaraan ini selain bentuk pembinaan, juga untuk persiapan Porda yang akan diselenggarakan di Kabupaten Buton Utara tahun depan,” ujar Drs, Andi Nur Lappe selaku ketua panitia kejurda kali ini, kejuaraan mempertandingkan kelas Randori (perkelahian bebas) dimulai dari kelas 55 kg sampai dengan kelas 70 kg dan Embu (keindahan gerak), baik putra maupun putrid.
Peserta yang ikut berpartisipasi kali ini sebanyak 120 peserta, dari 12 Kabupaten/Kota Sulawesi Tenggara, minus Kabupaten Kolaka Utara “ untuk Kabupaten Kolut belum bisa ikut dikarenakan organisasinya belum dilantik, dan diharapkan segera sebelum Porda nanti,” ujar Drs, Mustakhuddin M.Pd, pengurus teras Persatuan Kempo Indonesia  Sultra yang juga angkatan murid pertama Kempo di Sultra.
Sejarah kempo sendiri di Sulawesi tenggara di mulai ketika tahun 1977 Impai Herman Arere Putra Kendari yang sekolah di salatiga pulang, sejak itu perekrutan murid dimulai termasuk murid awalnya Drs, Mustkhauddin M.Pd, sejak itu perkembangan Kempo di Sulawesi Tenggara di mulai, dan hingga sekarang setiap sekolah-sekolah maupun organisasi memiliki dojo (perguruan) Kempo.
Menurut Andi Nur, awalnya keberadaan Kempo bukan hanya tersebar di sekolah dan jajaran pemda, namun juga di Satpol dan instansi-instansi militer, “ saat ini kempo di instansi militer hanya berupa beladiri masing-masing kesatuan, namun jalinan silaturahmi tetap berjalan,” ujar Andi Nur, perjalanan murid-murid Kempo di berbagai kejuaraan cukup membanggakan, selain meraih Emas, perak dan perunggu pada PON, pernah juga meraih medali perak di kejuaraan Sea Games 2008 di Hanoy Thailand. (@jal_zz)

Sabtu, 24 Agustus 2013

Mari Elka: Wisata Pulau Buton Menarik & Lengkap

Mari Elka saat menerima gelar Waode di Buton, Sulawesi Tenggara (Foto: Mutya/Okezone)
BUTON - Seperti halnya destinasi lain di Indonesia bagian timur dan tengah, Pulau Buton di Sulawesi Tenggara terkenal dengan pantai-pantainya yang indah. Namun, bukan hanya itu yang dapat Anda lihat di Buton.

Sesungguhnya, Pulau Buton adalah destinasi wisata yang lengkap. Pengakuan tersebut bahkan terucap juga oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu yang mengunjungi Buton, belum lama ini.

"Buton ini memang terkenal dengan terutama wisata baharinya, dengan marine biodiversity yang sudah sangat terkenal," ujar Mari saat jumpa pers di Bau-Bau, belum lama ini.

"Di Buton juga ada benteng besar yang merupakan bagian dari kesultanan. Ini bisa jadi wisata sejarah," tambahnya.

Selain itu, ada daya tarik wisata lain, seperti budaya dan kuliner. Etnis Buton pun menarik untuk dipelajari karena ada percampuran dari etnis Tiongkok.

"Semua ini bisa menjadi cerita yang menarik untuk dipromosikan pada wisatawan. Pokoknya, Buton itu lengkap," tukas Mari.

Dalam kunjungan pertama ke Buton, Mari menghadiri Pesta Adat Wabula di Pasarwajo, Bau-Bau. Dia melihat pertunjukan tari dan adat unik, seperti Pedole-dole, acara memandikan seribu balita dan Pekande-Kandea.

"Acara ini bukan hanya pesta rakyat, tapi juga bisa mengangkat pariwisata," ujar Mari.

Dia bahkan berjanji akan kembali lagi ke pulau ini karena tertarik dengan keragaman atraksi wisatanya, termasuk untuk diving. "Terutama kembali lagi untuk menyelam," tutupnya.

Kamis, 22 Agustus 2013

Tak Hanya Aspal, Buton Punya Benteng Terbesar di Indonesia

Mari dalam konferensi pers Festival Buton di Bandara Bau-bau (Shafa/detikTravel)
Bau-bau - Sedari dulu, Buton terkenal dengan penghasil aspal. Padahal, kabupaten di Sulawesi Tenggara ini kaya akan wisata bahari, sejarah dan kebudayaan. Bahkan, benteng terbesar di Indonesia ada di sana.

"Mungkin banyak orang yang tahu Buton, tapi belum banyak yang terlalu kenal," ujar Menparekraf Mari Elka Pangestu dalam acara jumpa pers di Bandara Bau-bau, Sulawesi Tenggara, Rabu (21/8/2013).

Salah satu objek wisata yang sangat terkenal di sana adalah Benteng Keraton. Benteng yang tercatat MURI sebagai Benteng Terbesar di Indonesia ini tak pernah kesepian pengunjung.

"Bentengnya cantik sekali, temboknya keren," kata Mari.

Sulawesi Tenggara (Sultra) punya potensi wisata yang sangat besar, salah satunya, menurut Mari, Buton. Ada banyak titik wisata bahari yang bisa diolah. 3 Wisata bahari di sini yang utama adalah diving, snorkeling dan pesiar.

Selain wisata bahari tersebut, ada juga wisata kebudayaan dan sejarah. "Latar belakang sejarah yang unik dan beragam inilah yang membuat menarik," lanjut Mari.

Rencananya, Menparekraf akan menghubungkan wisata bahari di pulau sekitar. Seperti saat wisatawan melancong ke Wakatobi atau Bunaken, bisa menambahkan Buton ke dalam itinerary.

"Liburan jadi menarik jika beragam, jadi setelah puas menyelam, bisa menengok wisata sejarah dan budaya di sini," tutup Mari.

Minggu, 18 Agustus 2013

Adelana jadi Pembawa Baki, Kepsek Banjir Pujian

Presiden SBY yang bertindak sebagai Inspektur Upacara pada Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi, Sabtu (17/8) menyerahkan duplikat Bendera Pusaka kepada Adelana Tesalonika R dari SMA 4 Kendari, Sulawesi Tenggara untuk dikibarkan oleh pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Foto: Cahyo
JAKARTA - Kepala SMA Negeri 4 Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Tryanto mengaku bangga dengan Adelana Tesalonika Riswantyo. Anak didiknya itu berhasil menyelesaikan tugasnya sebagai pembawa baki duplikat Bendera Pusaka pada  Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-68 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8).

"Ini kebanggaan yang luar biasa. Bisa menyempurnakan tugasnya. Dia (Adelana) memang siswi yang beprestasi di sekolah, sehingga lolos di tingkat nasional, masuk di kelompok delapan dan pasukan inti," kata Tryanto kepada JPNN di Jakarta, Sabtu (17/8).

Usai penaikan bendera di Istana, Tryanto mendapatkan ucapan selama dan pujian. Pujian itu datang dari koleganya setelah melihat siswi kelahiran 9 Juni 1997 di televisi yang disiarkan live.

"Saya banyak mendapat SMS (Short Message Service). Mereka mengucapkan selamat," katanya.

Tryanto berharap prestasi yang ditorehkan Adelana di tingkat nasional ini memompa semangat siswa lainnya. Sebab, untuk bisa masuk pasukan inti pada Paskibraka butuh kemampuan dan mental.

Dea -sapaan akrab Adelana Tesalonika Riswantyo- didampingi Mohammad Rayhan Akbar asal Jawa Barat dan Gilbert Karamoy asal Sulawesi Utara yang masing-masing bertindak sebagai pengerek dan pembentang bendera. Sementara komandan Upacara 17 Agustus kali ini dipercayakan kepada Kolonel Penerbang Ronald Lucas Siregar. (awa/jpnn)

Rabu, 07 Agustus 2013

'Baju Cakar' Pilihan Berlebaran Warga di Kendari

Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.COKendari - Tak ada rotan akar pun jadi. Ya begitulah cara warga kota menyiasati harga berbagai kebutuhan hidup yang terus melambung tinggi, termasuk pakaian, tak menghalangi warga di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, untuk merayakan lebaran dengan meriah.

Tak bisa berlebaran dengan baju baru, pakaian bekas yang akrab dikenal dengan "cakar" atau Cap Karung pun jadi pilihan untuk menyiasati keadaan. Tak heran jika beberapa pusat penjualan pakaian bekas Kendari jelang Lebaran disesaki warga yang berbelanja beragam kebutuhan pakaian seperti baju, celana, sepatu, sandal, dan pakaian lainnya.

Misalnya pusat penjualan pakaian bekas di Pasar Panjang, Wua-Wua . Pasar loak ini menjadi salah satu alternatif warga untuk berbelanja beragam kebutuhan hidup seperti pakaian, sepatu, sandal dan tas menjelang Lebaran.

Muhlis, salah satu warga Kendari mengaku, memilih berbelanja pakaian bekas untuk kebutuhan Lebaran karena harganya jauh lebih murah dibanding baju baru. Di pasar cakar ini, Muhlis membeli membeli baju koko, celana, dan pakaian lainnya.

"Kualitasnya barang bermerek jadi salah satu alasan saya memilih cakar untuk kebutuhan pakaian Lebaran. Di sini ada beragam kebutuhan, termasuk baju koko dan kopiah bisa dibeli dengan harga murah," kata Muhlis.

Muhlis mengaku hanya dengan membawa uang Rp 300.000, ia sudah bisa berbelanja kebutuhan pakaian untuk dirinya dan anak-anaknya.

Sejumlah pedagang pakaian bekas di lokasi ini pun mengaku panen untung hingga 70 persen lebih dibanding hari biasa. Linda , salah satu pedagang "cakar" di lokasi ini mengatakan, lonjakan permintaan "cakar" atau pakaian bekas anak-anak, remaja dan dewasa terjadi sejak dua pekan menjelang Lebaran. Pembelinya pun menurut Linda bukan hanya dai kalangan warga biasa saja namun banyak juga dari kalangan orang mampu alias berduit .

"Saya lihat ada yang datang bawa mobil mewah ekhh taunya cari juga pakain bekas. Mereka suka cari yang merek terkenal kalau beruntung bisa dapat," terangnya.

Lanjut Linda untuk berbelanja pakaian bekas pembeli sebaiknya benar-benar teliti, setiap sela pakaian harus di cermati. Hal ini untuk menghindari saat membeli pakaian robek atau usang. "Maklum namanya saja kan pakain bekas kalau tidak cermat nanti malah salah membeli dan yang ada pakaian yang dipilih malah ada yang robek," Paparnya.

Di Kota Kendari pusat penjulan "cakar" yang tergolong lengkap dengan beragam pilihan pakaian seperti sepatu dan sandal bermerek, aneka tas, baju, celana, mainan anak-anak, sampai dasi berkelas antara lain dijual di lokasi Pasar Kota, Pasar Lawata, Pasar Panjang Wua-wua, dan Pasar Talia.

Para pedagang "cakar" memperkirakan lonjakan permintaan pakaian bekas masih akan terus berlangsung hingga H -1 Lebaran. Untuk menghadapi tingginya permintaan pakaian bekas, sejumlah pedagang memasok belasan bahkan puluhan bal "cakar" untuk memenuhi permintaan warga menjelang Lebaran.

Rosniawanty Fikry

1.700 Polisi Amankan Arus Mudik di Sultra

KENDARI, KOMPAS.com – Sebanyak 1.700 personel dari kepolisian daerah Sulawesi Tenggara (Sultra) diturunkan menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriah. Ribuan anggota polisi tersebut akan melakukan pengamanan arus mudik mulai H-7 sampai H+8 dalam “Operasi Ketupat”. 

Menurut Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Abdul Karim Samandi, anggota polisi akan ditempatkan di titik yang dianggap rawan, termasuk di tempat berkumpulnya masyarakat. “Pengamanan di jalan poros lintas kabupaten dan provinsi yang akan dilalui para pemudik, terminal, pelabuhan penyeberangan, bandara,” ungkapnya usai gelar pasukan di eks MTQ, Kendari, Kamis (1/8/2013). 

Selain itu, kata Karim, polisi juga memusatkan perhatian pada pengamanan pusat perbelanjaan, rumah-rumah yang ditinggalkan mudik oleh penghuninya dan obyek wisata. 

Dalam pengamanan terpadu itu, lanjut Karim, Polda Sultra mendirikan 60 pos. “Pos itu sebagai tempat pengaduan masyarakat atau pemudik yang mengalami hambatan di jalan,” terang Karim. 

Sabtu, 27 Juli 2013

Segelintir pesona Pulau Muna

Pulau Muna merupakan salah satu pulau yang cukup menarik di Sulawesi Tenggara. Dengan kondisi pulau yang tersusun oleh batuan karst, membuat Pulau Muna menjadi pulau yang tampak keras karena di beberapa tempat memiliki kondisi lingkungan yang kering dan tandus.
Namun di beberapa lokasi, Pulau Muna menawarkan pesonanya tersendiri. Kalau kita mengunjungi Desa Oempu, Walengkabola, disana kita akan disuguhkan oleh pemandangan pantai yang indah dan keramahan penduduk meskipun untuk mencapai desa ini kita harus melalui daerah yang cukup gersang hanya ditutup oleh semak.
Memasuki desa, rumah-rumah panggung berjejer sepanjang jalan dengan pagar batu. Di suatu tempat, tampak penduduk membawa jerigen, alat mandi atau pun gerobak pembawa air. Di tempat itu, ternyata terdapat mata air di sebuah gua yang digunakan oleh penduduk untuk mandi dan cuci.
Gua dengan mata air berair tawar ini sangat menarik karena tersebar di beberapa tempat di Desa Oempu, Walengkabola, sehingga penduduk tidak hanya bergantung pada satu gua melainkan ada lebih dari tiga diluar sumur-sumur kecil yang digunakan untuk tempat mengambil air minum.
Selain gua dengan mata air, Desa Oempu, Walengkabola juga memiliki danau-danau karst yang berwarna biru. Di salah satu danau, dgunakan sebagai tempat wisata, dimana setiap musim liburan sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat dari luar Walengkabola. Danau yang berair payau ini digunakan juga untuk memelihara penyu. Konon, danau-danau ini dihubungkan oleh sebuah gua yang terhubung ke laut.
Begitu juga gua-gua yang memiliki mata air juga berhubungan dengan laut melalui sebuah gua yang baru sedikit yang telah di eksplorasi oleh cave diver dari Perancis, Australia dan Spanyol.
Desa Oempu, Walengkabola juga menawarkan pantai berpasir putih yang cukup indah dengan beberapa pohon kelapa yang  melambai-lambai. Di salah satu sudut desa juga sudah dibuat semacam gazebo untuk menikmati pemandangan pantai indah dan di seberah nampak Pulau Buton.
Jauh dari Desa Oempu, terdapat juga danau karst yang mudah dicapai dari Raha menuju Danau Napabale. Danau ini menawarkan juga keindahan danau karst yang sekaligus juga dapat menyewa perahu untuk mengarungi danau.
Selain dengan keindahan alam, Pulau Muna juga memiliki potensi masyarakat dengan kerajinan tangannya yaitu tenun sarung. Di salah satu desa, di setiap rumah ada perempuan muda yang sedang menenun di bawah rumah panggungnya.
Konon, sarung-sarung dari Muna ini banyak dikirim ke beberapa daerah. Waktu itu, saya sempat beli sarung hasil tenun tangan ini dengan harga yang cukup murah. Mungkin harga akan lebih mahal di pasar-pasar di luar Pulau Muna.

Investor Rencana Buka Pabrik Semen di Muna

SULTRA (Raha) - Kabupaten Muna kini menjadi daerah yang mulai dilirik investor untuk mengelola potensi sumber daya alam di wilayah tersebut. Setelah PT. Wahana Surya Agro yang mengelola perkebunan tebu dan membangun pabrik gula serta PT Sele Raya Jakarta yang berinvestasi di Hutan Tanaman Industri, maka kini ada PT. Tridayamas Sinar Pusaka Jakarta yang hendak mengelola batu kapur (gamping) serta pasir kursa untuk bahan baku semen.
    
Kemarin, manajemen dari PT. Tridayamas melakukan pertemuan dengan Sekrektaris Kabupaten Muna, Nurdin Pamone serta beberapa pimpinan SKPD untuk menyampaikan niat berinvestasi. Kadis Pertambangan dan Energi Muna, Hadi Rianse mengungkapkan potensi sumber daya untuk mendukung pendirian pabrik semen di Muna. Kata dia, untuk bahan baku gamping dan batu kapur penyebarannya ada di Kecamatan Tongkuno dan Tongkuno Selatan dengan luas lahan sekitar 10 ribu hektar. Untuk pasir kursa, letaknya ada di Kecamatan Tikep wilayah Muna Barat, dengan sebaran 2000 hektar. "Kita sudah melakukan survey dan potensi ini sudah diakui secara nasional," katanya. 
    
Sementara itu Sekab Muna, Nurdin Pamone mengatakan, pemerintah daerah tentu saja sangat mendukung masuknya investasi di otorita mereka sepanjang itu pro rakyat. "Pemkab sadar untuk membangun Muna, tidak cukup dengan mengandalkan sumber anggaran dari pemerintah. Butuh dukungan dari pihak ketiga," terangnya. Mantan Asisten III Setkab Muna itu mengatakan, pihaknya juga tak lantas menyetujui semua niat investasi yang masuk agar tidak terjadi tumpang tindih izin. 
    
Direktur PT. Tridayamas, Budi Hartanto mengatakan, investasi semen saat ini menjadi investasi strategis dan membutuhkan waktu panjang. Untuk tahap awal, pihaknya masih akan melakukan survey lokasi dan kualitas kandungan material. "Kita akan melibatkan lembaga riset untuk melakukan survey dan pemetaan lahan. Prosesnya bertahap dan berkesinambungan karena ini investasi besar," ujarnya. Ia meminta dukungan Pemkab  untuk menyiapkan infrastruktur jalan, solar dan listrik. Tanpa itu semua akan sulit membangun pabrik semen di Muna. "Paling penting ketersediaan listrik dan solar. Kalau itu tidak mencukupi, kita hanya akan menjual materialnya saja keluar," katanya. Ia juga berjanji bila melakukan eksploitasi nanti akan memperhatikan kelestarian lingkungan. Dampak lingkungan pasti ada, tapi perusahaan akan minimalisir agar tidak melewati ambang batas. 

Sumber: kendari pos

Rabu, 24 Juli 2013

Menggali Potensi Kain Tenun Buton

Kain tenun Buton potensial untuk dieksplorasi, dan mayoritas perajinnya adalah perempuan.
KOMPAS.com - Eksplorasi kain tradisi dari berbagai daerah di Indonesia mulai mendapat perhatian sejumlah desainer. Setelah tenun Bali dan Lombok, kali ini perhatian besar sepertinya sedang mengarah pada tenun Buton, asal Sulawesi Tenggara.

Perancang Ian Adrian adalah salah satu yang memutuskan bergelut dengan kain tenun bersejarah ini. Katanya, dia sedang mempersiapkan koleksi terbaru yang akan diperagakan pada gelaran Jakarta Fashion Week mendatang dengan ragam kain tenun dari Buton. Apa yang membuat tenun Buton menarik? Apa kelebihannya?

Ian menuturkan bahwa kain tenun Buton punya sejarah yang panjang. Dulu, kain tenun ini dikenal juga sebagai bahan utama pembuatan uang kampua, yang dipakai untuk pembayaran. Ini merupakan satu satu yang pernah beredar di Indonesia.

Kemudian dari warna, tenun Buton cenderung berwarna cerah, dari merah, biru, kuning, hijau, atau kuning. Ini merupakan cerminan dari kehidupan sosial masyarakat Buton sendiri yang ingin menyampaikan keceriaan, jauh dari kesusahan. Faktor lain, kata Ian, adalah bagaimana tenun menjadi perekat sosial dan kerap dipakai oleh masyarakat setempat untuk upacara adat.

“Saat melihat kain ini, saya seperti terpanggil untuk mencoba mengeksplorasi lebih jauh, kain tradisi ini mestinya mendapat tempat dan perhatian banyak dari khalayak ramai,” ujarnya menambahkan.

Perancang yang tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ini mengaku menemukan motif kain tenun Buton yang menarik, didominasi oleh dua motif, yakni vertikal dan horizontal. Konon, motif ini mencerminkan hubungan dengan sang Pencipta dan hubungan dengan sesama manusia.

Cikal bakal motif tenun Buton memang beranjak dari apa yang ada di sekitar masyarakat, dari alamnya yang damai, hingga apa yang mereka yakini. Motif-motif yang ada lalu dikembangkan dengan penambahan ragam hias yang diambil Ian dari apa yang ada di sekitar Buton. Seperti motif hiasan di atap rumah, dekorasi interior, hingga perlengkapan upacara adat. Sebagai negara kepulauan, Buton juga punya kekayaan alam dan tradisi yang beragam.

“Dalam proses pengembangannya, saya juga melihat bahwa perajin tenun dari Buton mayoritas adalah perempuan, mereka bahkan sejak masih remaja sudah menenun,” ungkapnya.

Proses menenun dikerjakan dengan manual tangan dan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Perbedaannya nanti akan terlihat pada ukuran, sementara motif dan warna rata-rata masih akan sama.

“Selain untuk upacara adat, kain tenun ini potensial juga untuk diangkat menjadi busana siap pakai, gaun malam, hingga cocktail dress. Saya lagi coba kembangkan ke arah ini,” ujarnya.

Dalam pengembangannya, ia menambahkan ornamen-ornamen ke dalam motif tenun yang ada, seperti variasi ragam hias akepondai (daun berdampingan), balung ayampaluala, akeraba (biola),akemakulana (lipan), dan lain-lainnya. Pengembangan motif tenun ini diakui Ian punya tanggung jawab moril, dengan berdialog dulu dengan tetua dan budayawan setempat, sejauh mana motif dan kain itu bisa dikembangkan sehingga tidak melanggar pakem.

Selain itu, ia juga mendapat dukungan dari Bupati Buton, Samsu Umar Abdul Samiun; dan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Buton, Elianthie Umar Samiun. Keduanya, menurut Ian, membuatnya lebih leluasa menggali potensi kain tenun dari daerah tersebut.

Ian mengaku optimistis kain tenun Buton akan menjadi incaran dan diminati banyak orang di kemudian hari. Apalagi setelah eksplorasinya ke dalam bentuk desain dan atau rancangan yang berbeda. Ketika kain tenun Buton dicari, maka kata dia, perempuan-perempuan perajin tenun Buton juga akan lebih merasa tertantang untuk berbuat lebih banyak.

Ian berencana memamerkan koleksi kain tenun Buton pada event JFW mendatang dan show tunggal di bulan Desember 2013.
Editor :
Felicitas Harmandini

Selasa, 23 Juli 2013

Lewat Busana, Ian Adrian Mengangkat Keindahan Buton

Ian Adrian (Liputan6.com/Rommy Ramadhan)
Liputan6.com, Jakarta : Ternyata Pulau Buton tak hanya menghasilkan aspal yang sudah dikenal sejak dulu kala. Kabupaten yang masuk dalam provinsi Sulawesi Tenggara ini, juga memiliki keindahan pantai yang sangat eksotik.
"Buton punya mutiara yang sangat indah dan unik, bentuknya gepeng. Buton juga memiliki kain tenun yang khas," kata perancang busana Ian Adrian, ketika ditemui beberapa waktu lalu di Senayan City, Jakarta. "Tapi sayang, tak banyak orang yang tahu semua potensi yang ada di Buton," ujarnya sedih.
Nah, untuk mengangkat semua potensi tersebut, rencananya Ian Adrian akan menggelar pagelaran busana di Pulau Buton. "Saya akan menggunakan kain tenun khas Buton untuk rancangan saya ini. Saya juga akan membuat aksesoriesnya dari mutiara yang budidayakan di Buton," ungkap Ian Adrian bersemangat.
Untuk mewujudkan show tunggalnya tersebut, Ian didukung penuh oleh Bupati Buton, Samsu Umar Abdul Samiun, SH. "Alhamdulillah, Bupati sangat mendukung rencana ini. Saya juga berharap bisa mengangkat tenunan Buton. Selama ini Buton hanya dikenal aspalnya. Tapi sebenarnya Buton memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Saya saja betah berada di Buton," papar Ian yang sering mondar-mandir ke Buton.
Untuk mewujudkan proyek besarnya tersebut, Ian Adrian melibatkan para pengrajin di Pulau Buton. "Di sana banyak pengrajin tenun. Semuanya akan terlibat dalam pagelaran busana ini. Saat ini masih dalam proses pengerjaan. Insya Allah Desember nanti pagelarannya," jelas Ian. Ia juga akan memboyong top model Indonesia dan sejumlah artis untuk tampil dalam pagelaran busananya tersebut.
Ada sebuah cita-cita yang ingin Ian Adrian capai lewat pagelarannya kali ini. "Saya ingin mengangkat semua potensi alam dan wisata yang ada di Buton lewat rancangan busana saya. Biar dunia tahu, kalau Buton itu sangat indah dan sangat perlu untuk dikunjungi," tegasnya.(Rom)

Senin, 22 Juli 2013

Tiga Wilayah Jadi Kawasan Hijau

KENDARINEWS.COM (Pasarwajo): Kementerian Pekerjaan Umum RI menjadikan Dongkala, Kondowa dan Wagola sebagai kawasan hijau. Untuk mewujudkan rencana yang masuk dalam kawasan Kota Pasarwajo itu, pihak PU pusat akan mengucurkan dana sebesar Rp 5 miliar. Pembangunan kawasan hijau tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan penataan bangunan dan lingkungan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan zona tertata, berkelanjutan, berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat.
"Pasarwajo memiliki posisi dan letak geografis yang sangat strategis karena merupakan kota penghubung wilayah Baubau, Buton Utara dan Wakatobi. Selain itu, memilki potensi perikanan dan kelautan bernilai ekspor, serta terumbu karang dan taman bawah laut yang berpotensi untuk pariwisata," terang Konsultan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kementerian PU, Ahmad Gunawan, akhir pekan lalu. Menurunya, kawasan Pasarwajo yang meliputi Dongkala, Kondowa dan Wagola tersebut akan dibangun beberapa fasilitas umum seperti drainase, jalan lingkungan, pembangunan ruang terbuka publik, gazebo, lampu taman, kios pedagang semi permanen, gerbang kawasan, rehablitasi bangunan adat milik umum hingga taman bermain.
  
"Kawasan hijau tersebut juga untuk mendukung Takawa sebagai kawasan pusat pelayanan pemerintahan yang megah. Alangkah bagusnya jika wilayah megah tersebut didukung dengan kawasan hijau," sambungnya. Sekretaris kabupaten Buton, Zuhuddin Kasim, mengungkapkan penataan wilayah dengan kajian yang dilakukan secara konstruktif merupakan langkah maju untuk pengembangan ibu kota Pasarwajo. "Apalagi kawasan hijau tersebut nantinya dilengkapi dengan taman bermain serta zona-zona yang didesain dengan perencanaan matang," apresiasi mantan Kadis Kesehatan Buton itu. (sam/KP)
- See more at: http://www.kendarinews.com/2013/index.php?option=com_content&task=view&id=4440&Itemid=434#sthash.Dv9mMJ9S.dpuf

Rabu, 10 Juli 2013

Sultra Dapat Rp 62,8 M Program PNPM

KENDARINEWS.COM (Jakarta): Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali keciprat anggaran sebesar Rp62,8 miliar dalam anggaran PNPM Mandiri Perkotaan yang dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2013. Program ini merupakan salah satu mekanisme pemberdayaan masyarakat melalui PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja diwilayah perkotaan.
Berdasarkan beberapa rincian program Dirjen Cipta Karya Kementerian PU, untuk lokasi sasaran SPAM MBR, terdapat di 14 Kabupaten/Kota di Sultra dengan anggaran 20,2 milyar kemudian untuk lokasi sasaran SPAM IKK, hanya dijatah untuk 1 Kabupaten/Kota dengan anggaran Rp4,1 miliar. Bukan hanya itu, terdapat program SPAM Perdesaan, dimana Sultra terkafer 10 Kabupaten/Kota, dengan sasaran 10 Desa anggarannya Rp 27,2 miliar.     Kemudian, pada lokasi program sasaran SPAM Khusus Kawasan PPI, Sultra kebagian lima Kabupaten/Kota dengan alokasi Rp11,2 miliar.
PNPM Mandiri merupakan program khusus infrastruktur dasar tahun 2013, melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya.
  
Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum (P4-IPU) dianggarkan Kementerian PU total Rp7,25 Trilliun, dengan tiga program khusus yaitu Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4-IP), Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (P4-SPAM), dan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air (P4-ISDA).
  
Wakil Ketua Banggar DPR RI, Tamsil Linrung mengungkapkan, program ini diberikan kepada pemerintah provinsi dalam upaya peningkatan sumber daya masyarakat, seperti tersedianya lapangan kerja dan perbaikan infrastruktur. Bantuan pemerintah pusat ini merupakan program nasional.
"Ini kebijakan pemerintah yang pro rakyat, guna meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan infrastruktur di daerah dan kami di DPR selalu mengawalnya," ucapnya ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Selasa (9/7).
  
Dalam rapat dengar pendapat Dirjen Cipta Karya Kementerian PU, disepakati bahwa jumlah penerimaan manfaat secara keseluruhan sebanyak 3,6 juta jiwa dengan 900 ribu kepala keluarga (KK). Model pembiayaan program ini adalah Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) atau fisik. Jenis bantuan fisiknya seperti pembangunan infrastruktur dasar antara lain jalan lingkungan, perahu, air minum dan sanitasi.
  
Salah satu program P4-IP untuk mendukung pemberdayaan masyarakat perkotaan adalah PNPM Mandiri Perkotaan. Usulan Dirjen Cipta Karya Kementerian PU ke Komisi V DPR, kemudian di rumuskan oleh Badan Anggaran (Banggar) DPR, disetujui jumlah anggaran PNPM Mandiri Perkotaan juga adalah Proyek Penanggulanan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) APBN Perubahan dengan total dana Rp460,8 Miliar untuk 1.800 kelurahan di seluruh Indonesia.(cr1/KP)

Minggu, 07 Juli 2013

Pemekaran Muna Barat Final Pekan Depan

KENDARINEWS.COM (Raha) - Meski belum menerima undangan pemekaran dari Komisi II DPR RI, namun Ketua DPRD Kabupaten Muna Uking Djaassa, SH yakin jika pekan depan sidang pemekaran Muna Barat di DPR RI akan mulus. Pasalnya sudah tidak ada satupun hambatan bagi DPR RI, untuk menyetujui pemekaran Kabupaten Muna Barat.
" Beberapa waktu lalu kita masih terhambat karena ada sisa utang dana hibah Kabupaten Muna ke Kabupaten Butur sebesar Rp 3 miliar. Tapi sekarang kita sudah lunasi. Jadi tidak ada lagi hambatan bagi DPR RI khususnya komisi II untuk menyutujui pemekaran Muna Barat," terang Uking Dajssa,SH kepada KendariNews.Com, Jumat (5/7/2013).

Uking menjelaskan, rencananya pekan depan Komisi II DPR RI akan kembali menggelar sidang terkait pemekaran Kabupaten Muna Barat.

" Kalau tidak ada halangan tanggal 9 Juli 2013, sidang pemekaran Muna Barat akan digelar di DPR RI. Saya optimis, pekan depan Muna Barat akan disetujui menjadi salah satu DOB di Sultra," pungkas legislatoar asal Partai Golkar ini.



Editor: Taya
Reporter: Fitri

Rabu, 12 Juni 2013

Kota Kendari Kembali Terima Piala Adipura

KENDARINEWS.COM: Untuk kesekian kalinya Pemerintah Kota Kendari mendapatkan Piala Adipura. Penerimaan Piala Adipura tahun 2013 merupakan hasil penilian pada tahun 2012 lalu, dengan penerimaan di tahun ini maka Kota Kendari telah berhasil mendapatkan Adipura sebanyak lima kali berturut-turut. 

Kapala Bagian Humas (Kabag) Humas Kota Kendari, Trikora Irianto, mengatakan bahwa perolehan Piala Adipura yang didapatkan oleh pemerintah kali ini tidak luput dari kerja sama yang dilakukan oleh masyarakat Kota Kendari. 

"Secara langsung Walikota Kendari, Asrun, menerima Piala Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup,  Prof. Balthasar Kambuaya, di Jakarta pada Senin, 10 Juni, penerimaan Piala Adipura kita ini merupakan kerja sama yang dilakukan oleh masyarakat," kata Trikora, Selasa (11/6/2013).
 

Dengan perolehan tersebut membuktikan bahwa selama ini Kota Kendari berhasil menjadi contoh bagi Kabupaten/kota lainnya yang ada di Sultra.
 

"Sebagai Ibu Kota Provinsi Sultra, Kota Kendari harus bisa menjadi contoh, dengan mendapatkan Piala Adipura kelima kalinya, kita bisa membuktikan bahwa slogan kota kita yang selama ini terkenal sebagai kota bertakwa didukung pula dengan kebersihan kota yang selalu terjaga hingga saat ini," tukasnya.
 

Untuk itu, Piala Adipura yang didapat oleh pemerintah saat ini merupakan persembahan untuk masyarakat Kota Kendari yang selama ini telah mendukung program pemerintah.
 (lina)

Senin, 29 April 2013

Aksi Terjun Payung Meriahkan HUT Sultra





































FOTO: SITTI HARLINA/KENDARINEWS.COM

KENDARINEWS.COM: Aksi terjun payung yang melibatkan sebanyak 47 personil penerjun ikut mengambil bagian dalam Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang ke-49, Sabtu (27/4/2013). 
Penerjun payung masing-masing membawa bendera kabupaten/kota yang ada di Sultra. Selain itu, penerjun juga membawa panji-panji angkatan dan petaka, baik kopasus maupun Polda Sultra.

Kasubsi Pembinaan Potensi DIrgantara Lanud Wolter Monginsidi Kendari, Asnin. S., mengatakan bahwa demo udara yang dilakukan hari itu sebagai salah satu rangkaian untuk memeriahkan HUT Sultra ke-49.

"Penampilan yang dibawakan oleh penerjun kami hari ini memang sengaja ditampilkan, dalam demo udara yang dilakukan dibagi menjadi empat run," katanya.

Pesawat yang digunakan para penerjun kata Asnim yakni dengan menggunakan Pesawat Hercules. Adapun atraksi lain yang ditampilkan yakni upaya penyelematan yang dilakukan TNI untuk menyelamatkan tawanan yang disandra oleh teroris.

"Aksi lain yang kami tampilkan yakni upaya penyelamatan dengan menggunakan Helikopter Super Puma Nas-332, upaya penyelamatan tersebut berhasil dilakukan berkat kerja sama TNI dan pihak pemerintah," tukasnya. (lina)